Selasa, 21 Maret 2017

Review chapter 4 Perspective on internet use: Access, Involvement and Interaction

Chapter ini membahas tentang perspektif penggunaan internet dalam hal akses, baik perspektif pesimis maupun optimis. Perspektif pesimis dan optimis diterapkan dalam berbagai konteks, seperti dalam hal akses jaringan dan penggunaan komputer/internet, pengaruh penggunaan media baru, keterlibatan masyarakat dalam politik, isu internet, keterlibatan komunitas dan juga adanya interaksi sosial yang membentuk suatu komunitas di dunia maya.

Perspektif pesimis membahas tentang kekhawatiran akses internet yang tidak sama yang berimplikasi pada manfaat yang didapat juga tidak sama. Penelitian menunjukan bahwa masyarakat seperti orang Afrika-Amerika sangat kecil kemungkinannya untuk mengakses internet. Beberapa dari mereka (orang Afrika-Amerika) kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan internet (Neu et al, 1999).  Sejumlah penelitian menunjukan kurangnya pengalaman dalam dunia online dapat dilihat dari sektor-sektor pendidikan rendah, sosial ekonomi, etnisitas ,ketersediaan dan aksesbilitas.
Contohnya di Indonesia yaitu masyarakat suku Baduy melarang menggunakan teknologi meskipun mereka sudah mengenal teknologi. Masyarakat Baduy menutup diri dari teknologi.

Perspektif optimis membahas tentang upaya untuk mengatasi keterbatasan pada akses internet. Pada tahun 1990, Pemerintah mencari cara untuk memberikan pelayanan universal dan termasuk penyandang cacat.
Contoh kasus di Indonesia pada awal Maret 2016 yang lalu, Google telah meluncurkan sebuah kursus pemrograman Android gratis bernama Indonesia Android Kejar. salah satu aplikasi yang dibuat oleh orang Indonesia yaitu aplikasi Bisindo, dengan aplikasi ini kita bisa mempelajari bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan para penyandang disabilitas. aplikasi ini bisa menampilkan video bahasa isyarat untuk setiap kata dalam Bahasa Indonesia yang kita berikan.

Kendala yang mempengaruhi penggunaan ”New Media” 
Van Dijk (1999) mengidentifikasi empat kendala yang mempengaruhi penggunaan media baru, yaitu :
1     1. Orang tua yang tidak terampil, yang diintimidasi oleh teknologi baru 
2     2. Akses yang sulit untuk komputer atau jaringan
3     3. Kurangnya keramahan pengguna
4     4. Kurangnya kesempatan penggunaan yang signifikan
Contoh kasus yang terjadi di Indonesia itu ketika orang tua kita yang diberikan handphone yang canggih tetapi mereka menolak dalam menggunakan handphone tersebut karena mereka kurang memahami fitur-fitur dari handphone tersebut dan mereka merasa asing akan adanya handphone yang seperti itu.
Rojas et al (2004) mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap kesenjangan digital, seperti modal ekonomi, modal budaya, etnis, jenis kelamin dan usia.
Contoh kasus yang ada di Indonesia, banyak orang-orang yang kurang mampu dalam modal ekonomi, budaya dan sosial. Mereka tidak dapat bersaing pada penggunaan komputer dan teknologi online.

Perspektif pesimis dan optimis terkait dengan isu apakah internet akan meningkatkan atau justru mengurangi partisipasi masyarakat dalam politik

Berdasarkan perspektif pesimis, Van Dijk,1999 percayabahwa akan ada begitu banyak informasi di internet bahwa akan sulit untuk mencari tahu apa yang berlaku dan dengan demikian akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah. Di internet banyak isu-isu yang tidak bertanggung jawab (Starobin), sulitnya menemukan info yang valid dan penurunan partisipasi karena kualitas info tidak valid. Banyak pemberitaan yang diminati masyarakat maya yaitu tentang politik, kampanye dan kerusuhan. Ini disebabkan karena masyarakat sekarang cenderung lebih menyukai berita politik dan sosial.
Contoh kasus di Indonesia pada pelaksanaan Pemilu 2014 juga akan mendekati masa kritis, karena jumlah golput diperkirakan akan mencapai 40%. Hal ini dikarenakan budaya politik masyarakat menjadi apatis dan memandang pemilu bukanlah perayaan penting bahkan cenderung tidak bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka.(Sindonews)

Jika dilihat dari perspektif optimis internet dapat meningkatkan partisipasi masyarakat. Menurut Hill dan Hughes(1998) merangkum perspektif dari beberapa optimis tentang peran dari internet dalam aktivitas masyarakat, khususnya partisipasi politik. Shapiro dan Leone mengasosiasikan  internet dengan revolusi kontrol, dimana kontrol sedang di transfer dari lembaga-lembaga besar untuk individu. Hal ini disebabkan enam fitur inti dari internet yang dapat meningkatkan kontrol individu, yaitu:

1. bentuk komunikasi many-to-many
2. konten digital
3. jaringan internet itu sendiri
4. jalur informasi di internet berjalan dengan lancar di jaringan tanpa halangan
5. kapasitas broadband
6. akses yang universal

Contoh kasus di Indonesia ketika akan diselenggarakan pemilu 2014. Masyarakat mengakses internet untuk memperoleh gambaran umum terkait penyelenggaraan pemilu. Termasuk menginformasikan rekam jejak calon-calon legislatif. Dengan demikian, masyarakat  memiliki pengetahuan  dan lebih mengenal calon wakil-wakil mereka.(Detikcom)

Perspektif pesismis dan optimis dalam isu internet dan community involvement

Perspektif pesisimis menjelaskan bahwa semakin seseorang sering online, interaksi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat baik itu dengan tetangga menjadi berkurang (Shapiro dan Leone). Shapiro dan Leone memperingatkan ketidakhati-hatian penggunaan internet dapat menyebabkan tiga masalah:
1.   Personilisasi yang berlebihan
2. Disinternalisasi yang mungkin keluar dari genggaman kita merupakan nilai penghubung dan tidak hanya memilih tapi juga     memverifikasi berita komersil dan politik
3. Bahaya yang mungkin kita percayai terhadap masalah umum seperti menjaga privasi

Perspektif optimis menurut Shapiro dan Leone berpendapat bahwa hubungan melalui internet akan lebih cepat selesai dibandingkan dengan hubungan melalui komunikasi fisik. Namun dunia maya dapat menyebabkan munculnya komunitas alternatif yang berhargha dan berguna untuk menjalin hubungan akrab dengan masyarakat kita (pool, 1983;Reinghold, 1993)

Social interaction and forms of expression
Perspektif optimis menyatakan interaksi sosial dalam internet sudah menjadi media alternatif dalam hal berkomunikasi. Bagi orang tertentu internat sangat berpengaruh terhadap kecemasan dalam merangsang hubungan interpersonal dan internet digunakan sebagai media alternatif untuk interaksi sosial. Menurut Papacharissi dan Rubin (2000 : 18) menjelaskan bahwa internet digunakan sebagai fungsi alternatif  untuk tatap muka komunikasi (interaksi) bagi mereka yang cemas tentang komunikasi secara tatap muka dan yang tidak menemukan komunikasi tatap mukak menjadi menguntungkan.
Internet sekarang juga bisa disebut sebagai forms of expression jadi internet sekarang dipakai sebagai ajang mengekspresikan diri misalnya melalui media sosial. Menurut Hill dan Hughes (1988:84) menunjukan hanya karena orang memiliki kesempatan untuk membangun persahabatan di dunia maya tidak berarti bahwa mereka akan ramah. Perspektif pesimis menyatakan tidak hanya memiskinkan sifat interaksi tetapi interaksi online dapat menipu dan mengandung kebencian sementara.

Kesimpulan dari chapter ini menjelaskan tentang berbagai isu sosial yang berada di dunia online (internet). Penjelajahan  dalam dunia online dapat menciptakan dampak yang positif dan negatif, tergantung dari bagaimana kita menggunakan internet tersebut. Banyak dampak negatif dalam dunia online, terlebih bagi mereka yang tidak dapat memanfaatkan internet dengan sebaik mungkin, yang menyebabkan mereka larut dalam dunia online. Banyak informasi yang beredar di dunia maya tanpa diketahui kebenarannya, sehingga sulit untuk membedakan mana pemberitaan yang benar dan yang tidak benar.
Chapter ini juga menjelaskan bahwa masyarakat organik adalah masyarakat yang kurang bisa berkembang, sebab masyarakat organik kurang mengerti dunia online. Ketika mereka mengenal dunia online malah mengakibatkan semakin banyak orang yang tinggal di suatu wilayah namun mereka tidak pernah saling berinteraksi antar tetangga.

Referensi :
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage Publication Ltd. London.
Chapter 4: Perspective on Internet Use: Access, Involvement and Interaction.
https://id.techinasia.com/daftar-aplikasi-android-terbaik-hackathon-indonesia-android-kejar
http://anisarahayuhidayah.blogspot.co.id/2015/12/jurnal-suku-baduy.html 
Garna, Judistira K. 1992. Orang Baduy Dari Kanekes: Ketegaran Dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Makalah Seminar Sehari Dengan Orang Baduy). Bandung: Museum Negeri Jawa Barat.
Kurnia, Asep dan Ahmad Sihabudin. 2010. Saatnya Baduy Bicara. Jakarta: Bumi Aksara.
Rafiudin, Apip Apriadi. 1995. “Masyarakat Baduy (Studi Deskriptif di Desa Cibeo, Jawa Barat)”. Skripsi S-1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta. 



0 komentar:

Posting Komentar